Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 - meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Kota Solo Indonesia.
Dikenal sebagai "Maestro Keroncong Indonesia". Ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang.
Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang) - wikipedia
PERSONAL
Gesang Martohartono atau kerap disebut dengan Gesang saja, lahir di Kota Surakarta, 1 Oktober 1917. Beliau adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu Jawa yang telah dikenal sebagai ‘maestro keroncong Indonesia’.
Beliau tinggal di Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, meninggalkan rumah pemberian Gubernur Jawa Tengah 1980 setelah 20 tahun ditinggalinya. Beliau berpisah dengan istri pada tahun 1962 tanpa dikaruniai seorang anak pun.
Memilih hidup sendiri selama bertahun-tahun, kondisi kesehatan Gesang dikabarkan memburuk. Beliau dilarikan ke rumah sakit pada pertengahan Mei 2010. Rumah sakit membentuk sebuah tim yang terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda untuk menangani kesehatan beliau. Namun sayang, ajal pun menjemput. Pada hari Kamis, 20 Mei 2010, pukul 18.10, dalam usia 92 tahun, Gesang meninggal dunia.
KARIR
Pada awalnya, Gesang bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, beliau hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Gesang terkenal lewat lagu ciptaannya, Bengawan Solo yang kemudian mengantarkan dirinya berkeliling Asia. Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, saat usianya menginjak 23 tahun. Lagu ini tercipta karena kekagumannya akan sungai tersebut. Lagu yang diciptakan dalam waktu 6 bulan ini juga populer di Jepang, dan sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar di Jepang.
1983, Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Taman yang pengelolaannya didanai oleh Dana Gesang ini adalah suatu bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong. Dana Gesang sendiri adalah sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
Lagu Gesang yang lain di antaranya Pamitan, Caping Gunung, Jembatan Merah, Saputangan, Si Piatu, Roda Dunia, Dunia Berdamai, Tirtonadi, Pemuda Dewasa, Luntur, Bumi Emas Tanah Airku, Dongengan, Sebelum Aku Mati dan Aja Lamis. Kesemua lagu tersebut telah di aransemen ke berbagai jenis irama.
Gesang yang pernah diundang pada festival salju Sapporo atas undangan himpunan persahabatan Sapporo dengan Indonesia pada 1980 itu, juga telah merekam lagu-lagunya dalam bentuk Compact Disk, masing-masing adalah Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949) danSwasana Desa (1939).
LAGU-LAGU CIPTAAN GESANG:
* Bengawan Solo
* Jembatan Merah
* Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima)
* Caping Gunung
* Ali-ali
* Andheng-andheng
* Luntur
* Dongengan
* Saputangan
* Dunia Berdamai
* Si Piatu
* Nusul
* Nawala
* Roda Dunia
* Tembok Besar
* Seto Ohashi
* Pandanwangi
* Impenku
* Kalung Mutiara
* Pemuda Dewasa
* Borobudur
* Tirtonadi
* Sandhang Pangan
* Kacu-kacu
Dan, apabila direstui, teman-teman dari @Info_EG | www.geng36.tumblr.com akan mengadakan sebuah gigs sederhana untuk menghormati beliau, rencana 24 Juni di Maguan Ville, membuat tribute to Gesang dan akan ada band-band metal, punk dan pop mengkover masing-masing salah satu lagu dari beliau. Yaw, semoga terestui dan terrealisasi!!
Sebelumnya tadi malam, ada acara juga:
Sebanyak 25 Orkes Keroncong (OK) #KotaSolo dan kota lain akan memperingati dua tahun meninggalnya maestro keroncong Gesang Martohartono di Joglo Sriwedari, Sabtu-Minggu malam (19-20/5/2012) mendatang. Dalam acara bertajuk "Gesang Dalam Kenangan" itu, 25 OK akan menyuguhkan keindahan karya Gesang.
Beberapa OK lokal yang akan tampil di antaranya Orkes Plasu Minimal, Putra Seniman, Suara Bengawan, Bahana Kencana, Gema Perjuangan, Taruna Kusuma, Gandarwo, Unisri, Setia Kawan, AUB, Zakaria, Baik Hati, Seni Purnama, Mekar Arum, Sekar Langgeng, Kapoek dan Purwanada. Sementara OK luar Solo yang turut memeriahkan adalah Gita Nada (Pati), Hamkri (Wonogiri), Pamori (Surabaya), Husada Nada (Sragen) dan Tirta Lawu (Karanganyar)
Kangen Panjenengan, Eyang ..
sumber : solopos-bit.ly/JhBeUX