Rise Eastern United : Akhirnya Gerbang Timur
itu Kembali Terbuka dengan Gagah
Siapa bilang local
hero tak lagi bertaji? Siapa bilang gigs tanpa bintang tamu mentereng pasti
akan sepi? Semua mitos itu tertepis tatkala gerbang timur itu kembali terbuka
dengan gagahnya. Tak kurang 400an pecinta bising berkumpul untuk berpesta di
acara satu ini.
Jam
sudah menunjukkan angka dua, ketika dari dalam gedung mulai terdengar
raungan-raungan gitar dari crew yang sedang prepare. Beberapa panitia masih
terlihat sibuk berkoordinasi antara satu dengan yang lain. Lapak-lapak merch
yang akan berjualan juga mulai berbenah diri sedang saya sendiri masih terlarut
dalam kesibukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang masih kurang.
Lewat tiga puluh menit ada intruksi dari atas panggung agar
semua panitia berkumpul untuk briefing sebentar guna pelaksaaan acara, pos-pos
yang masih kosong segera di isi agar segala sesuatu siap dan acara berjalan
dengan lancar. Ya itu adalah sekelumit kesibukan di gedung “Nyi Ageng Karang” Karanganyar, ada
satu hajatan besar milik komunitas musik di Karanganyar yaitu Eastern Gate.
Gelaran yang bertajuk “RiseEastern United” menampilkan total 13 local hero, minus satu band dari
yang direncanakan karena Bankeray salah satu dedengkot thrash metal Karanganyar
tidak bisa hadir karena harus mengisi di stage road to Bandung Berisik di
Jakcloth, sebuah kebanggaan ketika band Karanganyar mampu tampil diacara
sekelas itu. But no problem this show
must go on.
Pukul 15.00 tepat
terdengar MC mulai memanggil band pertama agar segera prepare diatas panggung,
mendapat kesempatan pertama mereka adalah Umat Biadab band slaming deathmetal
yang cukup lama mati suri. Tapi karena sesuatu hal sampai akhirnya mereka
memutuskan batal tampil, cukup disayangkan. Band yang mendapat kesempatan
berikutnya adalah Goodbye Chika - trio skate punk asal Karanganyar ini
membawakan beberapa nomor lagu andalan, bermain cukup rapi walaupun gedung
masih terlihat sepi oleh penonton.
Kemudian ada satu band ajaib yang naik keatas panggung entah apa
namanya band ini berisi pentolan -pentolan band perwakilan dari Karanganyar Rebelcrew
sebagai pengganti Umat Biadab yang batal tampil. Diisi oleh Lopok vokalis dari Polymath,
Angga drumer dari Spilss Onanism, dan juga Agus dari Umat Biadab, mereka
memainkan nada-nada slam yang diiringi oleh karakter vokal metalcore. Beberapa crowd mulai terlarut dalam beat yang mereka mainkan. Setelah itu ada Glory Of Arupadatu - band
hardcore asal Karanganyar mereka cukup mampu memanaskan suasana dalam GOR.
Band selanjutnya anak ajaib dari skena punk kota Karanganyar
mereka adalah Jembatan Setan, penampilan mereka mendadak karena sebenarnya
tidak direncanakan untuk main. Walaupun begitu mereka bermain cukup rapi dengan
ciri khas Panji - vokalis yang cukup
berkarakter. Turun panggung MC memanggil Termitte, anak hilang dari skena metalcore kota Karanganyar tampil
memanaskan panggung. Menyusul berikutnya ada Perjaka Amatir - penganut sekte melodic punk dari Karanganyar yang di
gawangi oleh Pudja, Tempe dan juga Mu’am bermain layaknya perjaka-perjaka yang
siap memikat para gadis - hahaha.
Lalu setelah itu ada Taring - band grindcore asal barat kota Karanganyar
tepatnya Jaten. Band yang dimotori oleh personil-personil yang bisa dibilang
cukup mapan ini memukau penonton dengan beat-beat
sarkas super cepat ala Noxa. Pukul 17.30 tepat Taring menutup sesi pertama gigs
“Rise Eastern United”, break magrib
untuk memberi kesempatan para penonton beribadah atau sekedar beristirahat
sembari menikmati beberapa lapak makanan yang telah sedari sore menata
dagangan, atau sekedar melihat-lihat beberapa merch milik rockshop-rockshop
yang “ngelapak” di acara ini. Venue
yang cukup memadai membuat lapak-lapak ini berjajar rapi dengan tempat yang
lumayan nyaman.
***
Sehabis break MC mulai memanggil nama Problem Overstay - jagoan
deathmetal milik Eastern Gate ini mendapat kesempatan untuk membuka sesi
kedua setelah break, dengan karakter vocal yang cukup matang dan juga riff-riff
gitar kejam band satu ini berhasil membangkitkan gairah crowd yang sempat turun setelah break.
Usai Problem Overstay, tiba-tiba atmosfir dalam gedung mendadak
horror, lampu gedung sengaja dimatikan oleh panitia, sampling suara mengerikan
mulai terdengar, ya kini giliran Lelembut - band black metal senior asal kota Karanganyar
mulai prepare.
Tiga lagu berhasil mereka bawakan dan membuat crowd seolah
terhipnotis untuk tak berhenti berheadbang mengikuti irama-irama khas black metal yang mereka bawakan. Malam
ini mereka benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai band senior. Mungkin ini
juga harus diperhatikan oleh para pecinta black metal dimana atmospheric neraka semacam ini bisa
tercipta dengan kualitas dalam perfoma musik yang dibawakan tanpa harus
melakukan ritual neko-neko diatas panggung.
Usai Lelembut, MC mulai memanggil kuartet pengusung genre deathmetal asal Karanganyar mereka
adalah Burning Angel, band yang cukup lama tak terdengar gaungnya ini muncul
dengan membawa kejutan dengan mengumumkan pergantian nama menjadi Rudra. Tema
mitologi pewayangan, raungan gitar dari Doni sang gitaris dan juga
ketukan-ketukan drum rapat dari Aviv di divisi drum menjadi ciri band satu ini.
Ada beberapa lagu yang terdengar sangat Behemoth sekali, terlihat jelas mereka
mencoba mengarahkan musik mereka kearah blackened deathmetal. Dilagu terakhir
mereka sempat melakukan featuring dengan salah satu vokalis berbakat dari timur
Karanganyar yaitu Andy dari band slamming - Rotting Cadaver yang kemudian menutup
aksi mereka di panggung itu.
Setelah Rudra kini giliran trio punk rock senior putra daerah.
Apalagi kalau bukan Oh Betapa Indahnya, gaya panggung slengekan milik band satu
ini berhasil membuat tenaga penonton kembali terkuras dalam ritual pogo dancing.
Mendekati penghujung acara kini giliran dari Midi Brother, grup
musik yang mengusung genre hip-hop dipadukan dengan irama dangdut, rima-rima
yang mereka bawakan mengingatkan kita pada dedengkot javanese hip-hop asal jogja yaitu Rotra ataupun Jahanam. Usai
penonton digoyang oleh Midi Brother kini giliran Gendar Pecel, band
pamungkas yang mendapat kesempatan untuk menutup gelaran gigs hari ini.
Aksi panggung dan juga kostum yang mereka kenakan membuat
antusias crowd menjadi luar biasa, terlihat sekali para pengunjung yang
kebanyakan masih berusia belia ini memang menunggu penampilan band yang
satu ini. Nomor-nomor lagu andalan dari band yang awalnya hanya iseng-iseng ini
berhasil dibawakan dengan penuh energi hingga lagu terakhir.
***
Pukul 20.30 WIB, MC menutup acara, penonton mulai berbondong
keluar dengan tertib dari dalam gedung yang berkapasitas sekitar 700-an orang
ini. Sebagai evaluasi penyelenggaraan gigs satu ini terbilang cukup berhasil,
dengan keseluruhan band pengisi adalah local
hero, tak ada guestar, tak ada
yang di spesialkan semua sama rata. Dengan set panggung ragging dan set
backdrop yang selalu berganti di tiap band bisa dibilang cukup megah untuk
skala gigs lokal.
Berhasil menyedot sekitar 400-an massa walapun sempat diguyur
hujan yang cukup lebat. Kerjasama yang baik dari pihak kepolisian yang turut
mengamankan dari awal hingga selesai acara menimbulkan sinergi positif yang
semoga kedepan bisa semakin terjaga dengan baik. Juga kerja sama dari penonton
yang menjaga ketertiban acara hingga tak ada gesekan yang menimbulkan
perkelahian.
Penataan lapak-lapak merch dan juga makanan yang tertata rapi
yang ini juga ditunjang oleh pemilihan venue yang memadai. Walaupun masih
banyak yang perlu di perbaiki gelaran kali ini pantas untuk diacungi jempol,
ketika komunitas lokal bisa mengkoordinir acara sekeren ini. Juga menunjukkan
tanpa harus tergantung pada bintang tamu mentereng dari luar kota local hero pun cukup bertaji untuk
membuat pesta menjadi menyenangkan. [loserkid]